Kamis, Juni 26, 2025

Menuju Era 6G: Ketika Hologram dan AI Jadi Kenyataan – Siapa Pemimpin Revolusi?

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Kita telah melangkah jauh di labirin digital. Ingatkah Anda, belum lama ini, buffering video sanggup menguji kesabaran hingga batasnya? Kini, kita menikmati streaming 4K yang mulus, panggilan video instan yang seolah meniadakan jarak, dan kendali rumah pintar hanya dengan sentuhan jari. Lalu, apa gerbang berikutnya yang akan kita buka? Inilah dia, 6G – bukan sekadar evolusi kecepatan, melainkan revolusi konektivitas yang akan membawa kita ke dimensi interaksi yang tak pernah terbayangkan: percakapan holografik yang nyata, asisten AI yang hadir dalam setiap detik, dan internet dengan kekuatan yang melampaui batas pemahaman kita saat ini.

Segalanya, sekali lagi, hanya akan berjarak sentuhan jari. Namun, kekuatan mahadahsyat selalu memicu persaingan sengit. Negara-negara adidaya dan para titan teknologi kini terlibat dalam perlombaan sengit untuk memimpin revolusi 6G. Siapa yang kini berada di garis depan? Siapa yang mulai tertinggal dalam debu persaingan? Di manakah posisi India dalam arena inovasi ini? Dan yang terpenting, bagaimana gelombang perubahan ini akan menerjang kehidupan Anda? Laporan kami selanjutnya akan membuka tabir misteri ini.

Bayangkan sebuah realitas di mana Anda dapat bertukar sapa dengan sahabat tercinta dalam wujud hologram yang nyata. Mobil-mobil meluncur di jalanan dengan presisi sempurna tanpa campur tangan manusia. Dokter melakukan operasi rumit melalui perantara robot yang dikendalikan dari jarak jauh. Kedengarannya seperti cuplikan adegan dari film fiksi ilmiah bukan? Namun, inilah janji 6G yang akan segera menjadi kenyataan. Jika 5G adalah lompatan dari sepeda usang ke mobil sport mewah, maka 6G adalah tiket menuju pesawat luar angkasa. Ia akan melesat lebih cepat, berpikir lebih cerdas, dan menghubungkan kita dalam jalinan interaksi yang saat ini masih terasa bagai mimpi.

Lantas, apa sebenarnya esensi dari 6G? Ia adalah generasi keenam dari teknologi nirkabel. Anggap saja internet yang kita nikmati saat ini sebagai jalan raya. Dengan 5G, kita memiliki jalan tol lebar dan mulus di mana ribuan kendaraan dapat melaju dengan kecepatan tinggi, namun sesekali kita masih terjebak dalam kemacetan dan tidak semua lalu lintas berjalan sempurna. Nah, 6G akan membangun jalan raya yang jauh lebih megah, bahkan membentang di angkasa. Kendaraan akan terbang bebas tanpa pernah terhambat kemacetan.

Rahasianya terletak pada penggunaan sinyal frekuensi super tinggi yang dikenal sebagai gelombang terahertz. Gelombang ajaib ini mampu mengirimkan data dengan kecepatan yang mencengangkan, mencapai 1 terabit per detik – seribu kali lebih cepat dari kilatan 5G! Saking cepatnya, Anda bisa mengunduh seluruh perpustakaan film hanya dalam sekejap mata.

Namun, keunggulan utama 6G bukan hanya terletak pada kecepatannya yang mencengangkan. Ia akan menghubungkan segalanya, bukan hanya gawai pintar dan komputer, melainkan juga setiap sudut rumah, setiap kendaraan di jalanan, setiap mesin di pabrik, bahkan seluruh denyut nadi kota-kota masa depan. Lalu, siapakah sang pemimpin dalam perlombaan menuju era konektivitas tanpa batas ini?

Saat ini, Tiongkoklah yang memegang kendali. Pada Maret lalu, Beijing dengan ambisius merilis peta jalan pembangunan nasionalnya, dan mengembangkan industri 6G menjadi salah satu pilar utamanya. Mereka telah berhasil melakukan uji komunikasi laser yang menakjubkan antara satelit dan bumi, mencapai kecepatan transfer data hingga 100 gigabit per detik. Tiongkok juga dengan sigap menetapkan standar teknologi untuk 6G.

Para raksasa teknologi seperti Huawei dan ZTE pun tak ketinggalan, terlibat aktif dalam mewujudkan visi ini. Pemerintah Tiongkok bahkan telah membentuk gugus tugas nasional yang khusus berfokus pada 6G, lengkap dengan kucuran dana untuk mewujudkan proyek-proyek visioner ini.

Kendati Tiongkok telah melesat jauh di garis start, memancarkan sinyal dominasi awal dalam perlombaan 6G, Barat tampak mengambil langkah yang lebih terukur, bahkan terkesan tertinggal dalam euforia inovasi ini. Amerika Serikat, menyadari potensi ketertinggalan, tengah berupaya keras mengejar ketertinggalan melalui inisiatif ambisius bertajuk Next G Alliance. Aliansi ini bukan sekadar perkumpulan perusahaan teknologi, melainkan sebuah gerakan strategis untuk memastikan AS tetap menjadi pemain kunci, bahkan pemimpin, dalam lanskap pengembangan 6G yang transformatif ini.

Sementara itu, di benua Eropa, optimisme mulai bersemi dengan perkiraan dimulainya pekerjaan standardisasi 6G sekitar tahun ini. Para raksasa industri seperti Qualcomm, Nokia, dan AT&T tak ketinggalan ambil bagian dalam pusaran penelitian dan pengembangan, mempersiapkan diri untuk era konektivitas super cepat ini. Namun, konsensus di antara para pakar teknologi cenderung pesimistis, dengan keyakinan bahwa Barat saat ini berada satu langkah di belakang Tiongkok. Strategi yang tampaknya mendasari pendekatan Barat adalah memaksimalkan potensi penuh dari infrastruktur 5G yang telah tergelar sebelum melakukan lompatan kuantum menuju 6G. Sebuah kalkulasi yang cermat, namun menyimpan risiko kehilangan momentum dalam persaingan global yang sengit ini.

- Advertisement -

Kita bisa juga lihat posisi India dalam peta persaingan 6G yang dinamis ini? Pemerintah India tidak tinggal diam. Dengan visi yang jauh ke depan, mereka mencanangkan rencana besar bernama Visi Bharat 6G. Ambisi di balik visi ini sangat jelas: menjadikan India bukan hanya sekadar pengikut, melainkan pemain kunci yang disegani dalam kancah teknologi generasi mendatang ini. Langkah-langkah strategis pun telah diayunkan.

Pertama, investasi besar-besaran digelontorkan untuk memicu riset dan pengembangan di berbagai universitas dan perusahaan teknologi terkemuka di seluruh negeri, menumbuhkan ekosistem inovasi 6G dari akar rumput. Kedua, India aktif menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara lain yang memiliki visi serupa. Kolaborasi erat dengan Jepang dan Finlandia menjadi contoh nyata upaya berbagi pengetahuan, sumber daya, dan bersama-sama membangun fondasi teknologi 6G yang kokoh. Ketiga, pemerintah secara proaktif mendorong partisipasi aktif perusahaan-perusahaan telekomunikasi dalam negeri.

Para pemain besar seperti Reliance Jio dan Bharti Airtel tidak hanya menyaksikan dari pinggir lapangan, melainkan tengah bersiap untuk terjun langsung dalam perlombaan 6G global, membawa inovasi dan solusi khas India ke panggung dunia.

Lantas, bagaimana proyeksi masa depan konektivitas super cepat ini? Jika segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, peluncuran resmi 6G diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 2030. Namun, di balik janji kecepatan dan konektivitas tanpa batas, tersimpan sebuah pertanyaan besar yang menggantung di udara: bagaimana revolusi 6G ini akan mengubah esensi kehidupan kita? Akankah ia benar-benar mewujudkan masa depan di mana kita terhubung lebih erat dari sebelumnya, melampaui batasan ruang dan waktu? Ataukah kemajuan teknologi yang pesat ini justru akan menghadirkan tantangan-tantangan baru yang bahkan belum mampu kita bayangkan saat ini? Satu hal yang pasti: perlombaan menuju era 6G telah dimulai, dan sang pemenang tidak hanya akan mendikte arah perkembangan teknologi, tetapi juga akan mengukir masa depan peradaban dunia.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.