Kamis, Mei 2, 2024

Banyak Cara Memaknai Sumpah Pemuda, Salah Satunya Melalui One Piece

Saroel
Saroel
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kolumnis di Geotimes.

Mendengar kata Sumpah Pemuda, asosiasinya adalah pemuda yang serius dan penuh semangat. Seolah-olah, terdapat sekumpulan pemuda yang tengah berdiskusi untuk merumuskan perannya dalam meperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Tapi itu dulu, ketika masa kolonialisme melanda, tepatnya pada 27 & 28 Oktober 1928 dan hari-hari setelahnya. Rasanya, penting untuk kita untuk terus menjaga keseriusan dan semangat dari Sumpah Pemuda. Tapi, bagaimana caranya?

Tentu, banyak cara yang bisa dilakukan, dan setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda-beda.

Sebelum menjawab bagaimana caranya. Ada satu catatan yang menurut saya penting untuk diingat; bahwa konteks perjuangan kita saat ini tidak sama seperti halnya Mohammad Yamin, Amir Syarifuddin, Soenario Sastrowardoyo, dan lainnya hadapi. Tapi yang pasti, hal konkrit untuk bisa mencari cara menjaga keseriusan dan semangat Sumpah Pemuda adalah dengan menekuni apa yang kita gemari.

Saya ulangi; menekuni apa yang kita gemari.

Jadi, begini. Saya akan mulai dengan mencoba untuk melacak kembali sejarahnya.

Berbagai nama-nama tersebut bisa berkumpul dan merumuskan Sumpah Pemuda karena peran organisasi para pelajar bernama Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Sehingga, kegemaran mereka untuk belajar, memahami kondisi sosial dan kebangsaan, membawa Mohammad Yamin dan semua kawan-kawannya untuk berkumpul, berdiskusi, dan membuat ikrar yang menjadi salah satu tonggak penting kemerdekaan bangsa.

Memang, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa konteks perjuangan mereka dan kita hari ini jauh berbeda. Namun, mereka bisa mengikrarkan Sumpah Pemuda, sudah pasti karena mereka memiliki kegemaran untuk belajar, dan yang terpenting, terus menekuni kegemarannya. Jika tidak, mungkin saja Sumpah Pemuda tidak akan pernah ada.

Kalau boleh memodifikasi kutipan terkenal dari Tan Malaka; memiliki kegemaran dan menekuninya, adalah keistimewaan terakhir yang dimiliki pemuda.

Maka dari itu, bagi saya, salah satu tantangan terbesarnya ada pada diri sendiri. Tentang bagaimana cara kita untuk bisa mengenali diri sendiri dan menemukan apa yang sesungguhnya kita gemari. Dengan memiliki kegemaran, maka kita tak akan kehabisan alasan untuk bisa menekuninya secara serius; sampai titik dimana kita menjadi familiar dengan berbagai masalah dari apa yang kita gemari dan bersemangat untuk menjawabnya; layaknya Mohammad Yamin serta teman-temannya dari PPPI.

Tantangannya sekarang adalah menemukan apa yang menjadi kegemaran diri kita sendiri. Tepat disinilah One Piece layak menjadi jawabannya.

One Piece dan Kegemaran Kru Topi Jerami

Saya tekankan kembali jika saya percaya bahwa kegemaran membuat seseorang memiliki alasan untuk melakukan berbagai hal dengan serius dan bersemangat.

Kakak saya gemar bercerita, dan itu membuatnya menjadi seorang guru yang disukai murid-muridnya. Teman saya gemar berpergian dengan transportasi publik, dan itu membuatnya terus mengampanyekan pentingnya transporasi publik yang inklusif dan bebas hambatan secara sukarela. Termasuk anime[1] yang saya sukai, One Piece, dan seluruh kru bajak laut Topi Jerami; Luffy, Zoro, Nami, Usop, Sanji, Chopper, Robin, Franky, Brook, dan Jinbei.

Setiap individu dalam kru Topi Jerami, memiliki kegemarannya masing-masing.

Luffy gemar berpetualang, dan itu membuatnya tak takut dengan siapapun untuk menjadi raja bajak laut. Zoro gemar memakai pedang, dan itu membuatnya sering berlatih untuk menjadi pendekar pedang terkuat. Nami gemar membaca peta, dan itu membuatnya menjadi navigator kapal untuk menggambar peta dunia. Sanji gemar memasak, dan itu membuatnya ingin menuju all blue[2] agar memiliki bahan masak berkualitas tinggi.

Itu sekilas gambaran kegemaran Luffy, Zoro, Nami, Sanji, dan apakah harus saya sebutkan semuanya satu per satu? Lebih baik, kalian nonton sendiri saja anime One Piece. Seru sekali. Intinya, kegemaran individu menguatkan tekad mereka agar bisa menjadi versi terbaik dirinya sendiri dalam membawa perubahan yang lebih baik di sekitar mereka di bawah jolly roger[3] Topi Jerami.

Bahkan kegemarannya untuk mengobati orang lain, membuat Chopper selalu mencari buku-buku medis dan meriset berbagai bahan alam agar bisa membuatnya menjadi dokter hebat. Juga sosok pembohong seperti Usop, karena gemar memainkan ketapel, pada akhirnya menjadikannya sosok dewa (god) dengan kemampuan menembak jitu terbaik.

Saya sendiri suka dengan sosok Robin. Tidak hanya memiliki kegemaran untuk meneliti poneglyph[4], Robin juga berambisi untuk mengetahui sejarah dunia, dan membuat dirinya berjuang keras untuk menjadi seorang Arkeolog sedari kecil hingga rela memikul beban berat untuk bisa berpetualang ke seluruh dunia.

Kegemaran yang berbeda-beda, justru membuat seluruh kru Topi Jerami saling melengkapi untuk mencapai tujuan besarnya; menemukan One Piece. Itu membuat setiap individu kru Topi Jerami saling bahu-membahu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.

Untuk bisa menjadi raja bajak laut, Luffy sadar bahwa kesetiakawanan sosial itu penting. Untuk bisa menjadi pendekar pedang terkuat, Zoro sadar bahwa melindungi teman dengan melawan musuh yang kuat adalah kewajibannya. Bahkan karakter yang saya sukai, Robin, sadar untuk selalu berinisiatif mengambil peran jika berada pada situasi yang membingungkan.

Alasannya sederhana, bekerjasama membuat kru Topi Jerami tetap bisa menjalankan kegemarannya demi mewujudkan apa yang dicita-citakan bersama.

Permasalahan dapat terselesaikan, pontensi mampu termaksimalkan, dan harapan bisa terwujudkan, jika setiap individu dapat menemukan apa yang menjadi kegemaran. Itu pula yang membuat seluruh kru Topi Jerami maupun Mohammad Yamin dan kawan-kawannya selalu serius dan bersemangat untuk memungkinkan sesuatu yang dirasa tidak mungkin.

Kita boleh memaknai Sumpah Pemuda dengan berbagai cara. Bebas saja, asal masih dalam koridor kehidupan berbangsa yang aman, setara, dan bermakna untuk semua.

Tapi buat saya, memaknai Sumpah Pemuda tidak perlu terlalu bagaimana-bagaimana. Memaknai Sumpah Pemuda sesederhana dengan memulai mengenali diri sendiri untuk mengetahui apa yang menjadi kegemaran kita. Dengan begitu, kita bisa secara serius dan bersemangat untuk mewujudkan apa yang kita gemari sebagai pondasi aktualisasi diri dan kemajuan bangsa.

Tapi tenang saja, meskipun mungkin terdengar ada-ada saja, menulis adalah kegemaran saya. Tentu saya sangat serius menulis esai ini. Justru melalui One Piece, saya dan mungkin kita semua, bisa memaknai Sumpah Pemuda dengan lebih menyenangkan!

[1] Istilah untuk menyebut serial animasi yang diproduksi oleh Jepang.

[2] Lautan legendaris dalam anime One Piece sebagai tempat berkumpulnya berbagai flora & fauna lautan seluruh dunia.

[3] Bendera hitam bajak laut yang menjadi simbol kebanggaan sekaligus untuk mengintimidasi musuh.

[4] Prasasti besar bersejarah yang tertulis aksara kuno dan menyimpan berbagai rahasia dunia.

Saroel
Saroel
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kolumnis di Geotimes.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.