1) Materi Berita yang berbunyi “Meneliti Livi Zheng (Bagian 1)” sudah mengarahkan pembaca untuk menghakimi dan menjatuhkan reputasi Livi Zheng. Padahal dalam tulisan ini tidak sepotong kalimatpun dikonfirmasikan kepada Livi Zheng dan keluarganya. Di sini terlihat jelas Geotimes menyajikan berita tidak akurat, tidak uji informasi, tidak berimbang, menghakimi dan menyebarkan kebohongan dengan tujuan menjatuhkan nama baik Livi Zheng.
2) Kutipan Berita: “Kompas rajin menurunkan berita tentang Livi Zheng. Media ini seperti tidak pernah tidur dalam menjagai si anak bangsa, dan menyampaikan kepada kita sampai ke hal-hal yang paling renik: Livi cari judul, Livi cari makanan ini, Livi berlatih Poco-Poco, Livi merayakan ultah, Livi dan nasi berkat, dan sebagainya. Media-media lain seperti Tempo, The Jakarta Post, Jawa Pos, dan lain-lain tidak mau ketinggalan dalam merayakan penyambutan. Keriuhan mereka mengubah rasa takjub saya menjadi rasa bersalah. Seorang sineas hebat telah lahir dan saya tidak pernah melihat satu pun dari film-film yang lahir dari tangannya, baik ia sebagai produser, sutradara, maupun pemain, atau sebagai produser sekaligus sutradara sekaligus pemain.”
Klarifikasi
Kompas merupakan salah satu dari beberapa media terpercaya yang memberikan informasi yang berimbang. Informasi yang diberitakan tentang Livi merupakan hasil dari wawancara langsung dengan Livi sehingga informasi yang diterima pembaca merupakan informasi akurat dan benar. Informasi yang disampaikan Geotimes terkait rajin dalam memberitakan Livi Zheng itu adalah opini Geotimes. Kata rajin itu sendiri perlu diuraikan dengan fakta. Tanpa diuraikan, itu adalah opini Geotimes dan merupakan pelanggaran pasal 3 kode etik jurnalistik.
Apa yang ditulis oleh Kompas dalam rentang waktu 2015 – 2018 itu adalah pilihan redaksi Kompas sendiri berdasarkan penilaian kelayakan berita dan pentingnya berita itu bagi pembaca dan tentu saja pemberitaan Livi oleh Kompas sudah menjadi perencanaan redaksi Kompas sendiri. Adalah Hak harian Kompas dan media-media lainnya untuk seberapa sering memuat figur berbagai bidang termasuk dunia perfilman. Ini merupakan kebebasan pers yang diterapkan oleh harian Kompas, Tempo, The Jakarta Post, Jawa Pos yang dituding oleh Geotimes.
Livi sering sekali membantu instansi pemerintah dengan sukarela untuk mempromosikan Indonesia. Hal ini dikarenakan ketika Livi pindah ke Amerika, ternyata banyak yang belum tahu Indonesia. Hal itu membuat hati Livi sebagai anak bangsa tergerak. Maka dari itu Livi selalu mengangkat Indonesia di karya-karyanya sehingga wajar jika Livi diapresiasi oleh media dan mendapat dukungan dari kalangan pejabat pemerintah Indonesia baik dalam negeri maupun perwakilan Indonesia di Amerika Serikat.
Bahkan upaya Livi dalam mengangkat Indonesia melalui karya film layar lebar terbaru Livi, Bali: Beats of Paradise, Livi tidak membebani pemerintah Indonesia akan tetapi pembuatan film itu mendapat biaya produksi secara keseluruhan dari sponsor Amerika. Sama sekali tidak memakai dana dari pemerintah Indonesia.
3) Kutipan Berita: “Dan saya kecewa ketika tahu lebih banyak. Informasi-informasi bertumpang tindih satu dengan yang lain. Beberapa hal tentang kehebatannya dengan mudah bisa dibuktikan sebagai kebohongan atau misinformasi. Sebagian lagi—misalnya ia juara karate 26 kali dan memberi kuliah di 300-an perguruan tinggi—hanya bisa diterima begitu saja tanpa kita bisa melakukan verifikasi.”
Klarifikasi
Informasi ini juga tidak pernah dikonfirmasi dan ricek kepada kami, sehingga jelas untuk memfitnah nama Livi. Apa yang diungkap jelas kebohongan namun sengaja diungkap Geotimes karena bertujuan menjelekkan dan menjatuhkan nama baik Livi Zheng. Hal ini jelas melanggar pasal 1 dan pasal 3 Kode Etik Jurnalistik yang harus ditaati oleh pers berdasarkan Undang-Undang Pers No 40 tahun 1999 Pasal 7 ayat 2 (Wartawan memiliki dan mentaati Kode Etik Jurnalistik).
Livi telah mejuarai 26 medali dan piala di bidang bela diri diantaranya sebagai berikut:
2009 First Place USA World Championship, Las Vegas, USA
2009 First Place US Open, Orlando, Florida, USA
2009 First Place 36th Annual Shorinryu Open Karate Championships
2009 Second Place 42th Annual Bremerton Open
2010 First Place Washington State Karate Federation Invitational Tournament and
USA National Karate Federation Qualifier, Edmonds, Washington, USA
2010 First Place LMA Open Martial Arts Tournament
2010 Second Place Mighty River Classic, Vancouver, Washington, USA
2010 Third Place Invitational Ryobu-Kai Northwest Classic, Oregon, USA
dan lain-lain
Livi sudah menjadi pembicara di lebih dari 30 kampus. Tidak penah menyebut 300. Livi lulus sarjana Ekonomi dari University of Washington-Seattle. Ketika lulus ia diundang menjadi anggota International Economics Honors Society karena prestasinya di bidang akademik. Lalu Livi melanjutkan S2, di universitas jurusan produksi film terbaik di Amerika, University of Southern California. Pendidikan perfilman S2 di Amerika itulah yang menjadi salah satu modal pengetahuan Livi dalam memproduksi film di Amerika. Jadi apa yang disampaikan Livi bukan omong kosong. Soal kebenaran informasi tentang Livi mestinya Geotimes mampu melakukan verifikasi sebelum menurunkan tulisan tersebut.
Untuk sekadar informasi tentang lembaga pendidikan yang sudah mengundang Livi sebagai pembicara antara lain sebagai berikut :
List University | Date |
1. Yale University | 20/4/18 |
Yale University | 21/4/18 |
2. University of California-Los Angeles (UCLA) | 5/4/18 |
University of California-Los Angeles (UCLA) | 1/5/18 |
3. New York Film Academy | 9/6/16 |
4. University of Southern California | 12/4/16 |
List University | Date |
5. Los Angeles City College | 17/10/16 |
6. Chapman University | 5/4/16 |
7. Pamona College | 8/4/19 |
8. California Institute of the Arts | 8/11/18 |
California Institute of the Arts | 5/5/19 |
9. Universitas Indonesia | 21/10/15 |
Universitas Indonesia | 18/10/19 |
10. ITB | 18/11/15 |
ITB MBA Program | 13/11/15 |
11. IPB | 18/9/15 |
12. IPMI Jakarta | 7/10/15 |
IPMI Jakarta | 14/11/15 |
13. Universitas Islam Negeri | 29/10/15 |
14. President University | 17/11/15 |
15. Petra Christian University | 3/11/15 |
16. STIKES Kendedes Malang | 5/11/15 |
17. Telkom University | 22/10/15 |
Telkom University | 12/11/15 |
Telkom University | 12/11/15 |
Telkom University-Dayeukolot | 13/11/15 |
18. Udinus Semarang | 24/11/15 |
19. Universitas Islam Indonesia | 10/11/15 |
20. UNITOMO | 2/11/15 |
21. Universitas Budi Luhur | 7/12/15 |
22. Universitas Ciputra, Surabaya | 4/11/15 |
Universitas Ciputra, Surabaya | 20/3/19 |
23. Universitas Kanjuruhan | 6/11/15 |
List University | Date |
24. Universitas Negri Malang | 6/11/15 |
25. Universitas Padjajaran, Bandung | 24/10/15 |
26. Universitas Surabaya (UBAYA) | 3/11/15 |
Universitas Surabaya (UBAYA) | 8/8/19 |
27. Universitas Wisnuwardhana | 5/11/15 |
28. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | 2/11/15 |
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | 8/8/19 |
29. Universitas Negeri Yogakarta | 10/11/15 |
30. London School of Public Relations | 17/6/19 |
31. Akademi Televisi Indonedia | 9/3/19 |
32. Universitas Al Azhar | 2/2/19 |
33. Universitas Gadjah Mada | 26/11/15 |
Universitas Gadjah Mada | 11/12/15 |
Universitas Gadjah Mada | 24/8/18 |
34. Ngee Ann Polytechnic (Singapore) | 16/8/16 |
35. Communication University of China | 23/7/15 |
Communication University of China | 28/11/18 |
Dan lain-lain |
Informasi-informasi yang tidak akurat dan tidak teruji dari penulis Limawati Sudono ini jelas menjelekkan nama baik Livi Zheng.
4) Kutipan Berita: “Kita mulai dari keterlibatannya di dalam penggarapan serial Laksamana Cheng Ho. Ia mengaku terlibat dalam serial ini pada usia 15 tahun. Pertanyaannya, bagaimana mungkin seorang remaja 15 tahun, yang terlibat mula-mula hanya sebagai pemain pengganti, bisa begitu saja diberi kepercayaan untuk menangani banyak urusan di dalam pembuatan serial kolosal?”
Klarifikasi
Informasi ini menyesatkan, bohong dan tidak pernah dilakukan konfirmasi, maupun cek dan ricek kepada kami, sehingga sangat jelas bertujuan menjatuhkan nama baik Livi Zheng.
Livi lahir pada tahun 1989. Menurut artikel Livi terlibat serial Laksamana Cheng Ho pada umur 15 tahun, jadi pada saat tahun 2004. Hal ini salah, karena Livi menjadi pemain di serial Laksamana Cheng Ho pada usia 18 tahun, bukan 15 tahun. Jadi time line penulis tidak benar dan tidak akurat. Apa yang ditulis adalah kesimpulan Geotimes sendiri tanpa melakukan cek dan ricek, sehingga tidak akurat dan tidak berimbang.
5) Kutipan Berita: “Anda tidak perlu menjawab pertanyaan terakhir, sebab Livi sendiri tampaknya sering bingung mengenai siapa penulis skenario filmnya. Beberapa hari lalu saya membaca berita tentang film The Santriyang konon sedang dalam penggarapan. Oh, saya banyak menyebut kata “konon” karena saya telanjur waswas akan kebenaran informasi yang saya baca di media massa. Media online com menulis: “Cerita dalam film ini ditulis oleh PBNU sendiri dan dikembangkan oleh adiknya, Ken Zheng.”
Klarifikasi
Informasi ini menggabungkan kesimpulan Geotimes sendiri dengan informasi berita yang tidak pernah dikonfirmasi, cek dan ricek kepada kami sehingga tidak berimbang. Film The Santri skenarionya ditulis oleh Imam Pituduh dari PBNU dan timnya, dibantu oleh Ken Zheng. Geotimes tidak akurat dalam menyampaikan informasi dan sengaja menjatuhkan nama baik Livi Zheng.