Bandung, 22 Oktober 2025 – Universitas Kristen Maranatha, Bandung, menjadi saksi kesuksesan acara Half Day Seminar bertajuk “STEM for Future Leaders: Empowering Teachers, Inspiring Students” pada 22 Oktober 2025. Acara ini menghadirkan lebih dari 100 guru dan dosen secara luring dan daring, dengan pembicara utama Prof. Erik Barendsen dari Radboud University dan Open University, Belanda. Kolaborasi antara Marvin Foundation, Fakultas Teknologi dan Rekayasa Cerdas (FTRC), serta Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha sukses menciptakan momentum penting bagi transformasi pendidikan di Indonesia.
Sesi 1: Literasi Digital dan Computational Thinking
Dalam sesi bertema “Digital Literacy and Computational Thinking: Lessons from Research”, Prof. Erik Barendsen memaparkan pentingnya mengintegrasikan literasi digital dan computational thinking (CT) ke dalam proses pembelajaran. Menurutnya, CT bukan hanya tentang pemrograman, tetapi tentang menghubungkan konteks dunia nyata dengan solusi komputasional yang aplikatif.
“Computational Thinking menghubungkan konteks dunia nyata dengan solusi komputasional yang aplikatif. Guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan pola pikir ini sejak dini agar siswa mampu berpikir kritis dan kreatif di era digital,” ujar Prof. Erik.
Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Denny Andriana dari Universitas Pendidikan Indonesia, yang memfasilitasi diskusi interaktif mengenai strategi penerapan CT di berbagai jenjang pendidikan. Para peserta diajak untuk memahami bagaimana CT dapat diterapkan dalam mata pelajaran seperti matematika, sains, hingga seni untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
Sesi 2: Praktik STEM dan Kepemimpinan dalam Pengajaran
Sesi kedua bertema “Practical STEM & Leadership for Everyday Teaching” menghadirkan tiga pembicara inspiratif:
- Ivan Ahda (Universitas Indonesia, Education Ecosystem & Policy), yang membahas ekosistem pendidikan berbasis STEM.
- Rama Mamuaya (Founder DailySocial.id, Innovation Practitioner), yang berbagi pengalaman tentang inovasi di dunia teknologi.
- Dr. Erwani Merry Sartika, S.T., M.T. (Dosen & STEM Educator, Universitas Kristen Maranatha), yang memberikan wawasan praktis tentang pengajaran STEM di kelas.
Sesi ini dimoderatori oleh Ray Ardi, S.T., M.Si.P., Kepala Sekolah SMAK BPK PENABUR Banda, sebuah sekolah berstandar internasional. Diskusi ini menyoroti bagaimana guru dapat mengintegrasikan pendekatan STEM dalam pengajaran sehari-hari untuk membangun keterampilan kepemimpinan siswa.
Peluncuran Educators Club dan Kolaborasi Akademik
Acara ini juga menandai peluncuran Educators Club – Chapter Bandung, sebuah komunitas yang dirancang sebagai wadah bagi guru untuk berbagi praktik terbaik (best practices) dan berkolaborasi dalam pengembangan pembelajaran berbasis STEM dan teknologi. Komunitas ini diharapkan menjadi katalis bagi inovasi pendidikan di tingkat lokal dan nasional.
Sebagai wujud komitmen jangka panjang, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Fakultas Teknologi dan Rekayasa Cerdas Universitas Kristen Maranatha dan Marvin Foundation. Kerja sama ini mencakup kegiatan pendidikan, seminar, dan pengabdian masyarakat untuk mendorong transformasi digital dalam pendidikan selama periode 2025–2028.
Dekan FTRC, Oscar Karnalim, S.T., M.T., Ph.D., SMIEEE, menekankan pentingnya jejaring antar pendidik: “Setiap level pendidikan memiliki tantangan yang berbeda. Salah satu solusi adalah membentuk wadah untuk saling berbagi dan mencari solusi agar pengajaran STEM dapat berkembang secara community-based.”
Sementara itu, Kurniawan Santoso, Founder Marvin Foundation, menegaskan peran guru sebagai agen perubahan: “Guru adalah ujung tombak transformasi pendidikan. Dengan dukungan teknologi dan semangat kolaborasi, kita dapat membangun generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan dunia digital. Program ini penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, dengan mendorong inovasi dan kreativitas agar Indonesia lolos dari Middle Income Trap.”
Kesan Peserta
Salah satu peserta, Rita Nurulita dari IKIP Siliwangi, menyampaikan kesannya: “Narasumber sangat kompeten dan kekinian. Perlu sekali event serupa terus dilakukan, dan saya setuju perlunya wadah kolaborasi untuk mengembangkan inisiatif ini.”
Momentum untuk Masa Depan
Acara ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik, komunitas guru, dan lembaga non-profit untuk mempersiapkan pendidik dan pelajar Indonesia menghadapi era digital. Setelah sukses di Bandung, inisiatif ini direncanakan untuk diperluas ke berbagai kota di Indonesia, membawa semangat transformasi pendidikan berbasis STEM ke seluruh negeri.
