Jumat, Maret 29, 2024

Jokowi Bantah Pemerintahannya Hanya Fokus Bangun Infrastruktur

Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/17

Jember, 13/8 – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintahannya tidak hanya melakukan pembangunan bidang infrastruktur fisik saja, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia yang dianggap tak kalah penting.

“Jangan dipikir kita hanya membangun infrastruktur fisik saja, tidak, sumber daya manusia lebih penting daripada fisik tadi,” kata Presiden Jokowi ketika memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jember, Minggu.

Namun, menurut Presiden Jokowi, kesenjangan antarwilayah barat, tengah, dan timur yang terjadi saat ini harus diselesaikan sesegera mungkin.

“Untuk menyelesaikan berbagai masalah dan agar nantinya kita dapat bersaing dengan negara-negara lain, kita memerlukan yang namanya infrastruktur,” tuturnya.

Menurut Presiden, infrastruktur merupakan hal dasar. Pemerintah sangat menyadari hal tersebut sehingga mengejar-ngejar pembangun jalan tol, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik dan infrastruktur lainnya.

“Karena ini kunci dasar agar kita memiliki daya saing,” ucap Presiden saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jember.

Setelah pembangunan infrasruktur selesai, Jokowi memaparkan bahwa pemerintah akan segera masuk ke pembangunan manusia.

“Ini yang harus kita kerjakan, kalau dua ini selesai (infrastruktur dan pembangunan manusia), masuk ke fase industri, jasa, fase IT akan lebih mudah karena pondasinya sudah kuat. Satu satu visi besar ini harus disampaikan kepada masyarakat,” papar Jokowi.

Di awal kuliah umum, Presiden Jokowi juga sempat membahas tentang perubahan yang harus dihadapi dalam lima hingga sepuluh tahun yang akan datang.

“Inilah masa transisi yang paling kita antisipasi. Perubahan sangat cepat. Kalau tidak menyadari kita bisa ditinggal, terutama menyadarkan SDM yang kita miliki,” ujarnya.

Presiden mencontohkan perubahan dalam bidang transportasi, di mana migrasi orang dalam jumlah banyak dapat dipindahkan begitu cepat.

“Kita baru proses membangun MRT, baru proses membangun LRT, baru akan mulai membangun kereta cepat,” katanya.

Hal yang sama juga terjadi pada perubahan dalam sistem pembayaran. Jokowi memaprakan bahwa hampir 90 persen transasksi di Indonesia masih menggunakan uang tunai atau mungkin kartu kredit.

Menurut Jokowi, perubahan-perubahan itu harus diantisipasi agar tidak terjadi intervensi ideologi–melalui media sosial Path, Facebook, Videoblog dan lain sebagainya– yang nantinya dapat menggerus nilai-nilai keindonesiaan.

“Perubahan seperti itu jangan sampai membuat nilai-nilai keindonesiaan kita tergerus,” demikian Jokowi.

(Sumber: Antara)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.