Minggu, Desember 22, 2024

Ihwal Tragedi Mina, Indonesia Harus Tekan Arab Saudi

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro
Reporter GeoTIMES.
- Advertisement -
Petugas membawa korban yang meninggal setelah terinjak-injak di Mina, Mekkah 24 September 2015.
Para petugas membawa jamaah haji yang meninggal setelah terinjak-injak di Mina, Mekkah, Kamis (24/9).

Pemerintah Indonesia perlu menekan pemerintah Arab Saudi untuk memberikan klarifikasi terkait tragedi mina yang memakan korban jiwa jamaah haji asal Indonesia. Penjelasan dari pemerintah Arab Saudi sangat diperlukan, sehingga pemerintah Indonesia bisa mendapat kepastian mengenai keberadaan dan kondisi warganya yang melaksanakan ibadah haji ke Mekkah.

Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, tidak terbukanya pemerintah Arab Saudi mengenai data-data para korban tragedi Mina dan kondisi jamaah haji lainnya telah menyulitkan petugas Indonesia dalam mencari jamaah haji asal Indonesia. Hingga hari ini sekitar 90 jamaah yang belum ditemukan. Mereka tidak dapat dipastikan keberadaannya.

“Jamaah haji yang belum ditemukan ini apakah hilang atau tersasar, ini kan kita tidak tahu. Karenanya, pemerintah perlu mendesak untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Dan ini harus dengan pressure. Kalau tidak, kita akan kesulitan dan ini bisa berlarut-larut,” kata Abdul ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (30/9).

Menurut dia, tragedi Mina harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, baik pemerintahan Arab Saudi maupun Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu meminta sejumlah opsi  kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Terlebih Indonesia merupakan negara penyumbang terbanyak jamaah haji. Karena itu, kerja sama ini perlu dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.

Abdul mengungkapkan beberapa opsi penguatan kerja sama itu di antaranya terkait akomodasi, transportasi, dan keamanan dalam pelaksanaan ibadah haji. Dalam hal akomodasi, misalnya, pemerintah seharusnya meminta pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan tempat pemondokan bagi jamaah Indonesia yang jaraknya dekat dengan Mekkah.

“Selama ini pemondokan jamaah haji kita tempatnya terlalu jauh. Pemerintah kita perlu meminta pihak Arab Saudi untuk menyediakan tempat pemondokan permanen dengan jarak yang dekat,” katanya. “Masalah transportasi, penyediaan seperti kereta api juga amat diperlukan bagi jamaah haji Indonesia lantaran jumlahnya banyak.”

Adapun catatan bagi pemerintah Indonesia, pemerintah seharusnya menambah petugas pendamping bagi jamaah. Caranya dengan memberdayakan warga negara Indonesia yang telah lama bermukim di Arab Saudi untuk dijadikan petugas pendamping jamaah ketika melaksanakan ibadah haji. Hal ini agar memudahkan para jamaah ketika kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Arab. Dengan begitu, tidak lagi ada jamaah yang hilang atau tersasar.

Seperti diketahui, hingga Selasa (29/9) malam waktu setempat, jumlah korban meninggal akibat terinjak-injak dalam prosesi melempar jumroh pada Kamis (24/9) mencapai 769 orang. Adapun jamaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia hingga kini sebanyak 46 orang.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro
Reporter GeoTIMES.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.