Hari ini, Bhayangkara merayakan ulang tahunnya yang ke-71. Banyak pihak menyampaikan pesan dan harapan kepada Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), tidak terkecuali Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Beliau menyampaikan 5 amanah untuk POLRI dalam perayaan HUT Bhayangkara di Silang Monas, Jakarta, pagi ini. Salah satunya POLRI diminta agar meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan elemen lain dalam menjalankan tugasnya, termasuk Pemerintah dan masyarakat sipil.
Namun, ada hal yang agaknya luput dari sorotan publik, yakni prestasi POLRI yang patut kita acungi jempol. Berikut 3 capaian POLRI dalam mengemban tanggungjawabnya selama setahun ini.
1. Menggagalkan Teror Roket Marina Bay
Pada 5 Agustus 2016, Kepolisian Indonesia berhasil menangkap 6 tersangka militan yang hendak meluncurkan serangan roket ke Singapura. Pada saat itu, mereka sedang bermukim di Pulau Batam.
Kelompok yang dipimpin oleh Gigih Rahmad Dewa tersebut terafiliasi langsung dengan gembong teroris Bahrun Naim yang tergabung dalam ISIS. Mereka berencana menyerang pusat wisata dan perbelanjaan di Marina Bay.
Atas keberhasilan POLRI menggagalkan aksi teror ini, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengeluarkan pernyataan resmi berisi ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja sama yang baik yang dilakukan Pemerintah Indonesia.
2. Mengawal Aksi Massa Terbesar 212
Pada 2 Desember 2016, berlangsung aksi massa terbesar dalam sejarah Indonesia di Jakarta, bertajuk Aksi 212. Gerakan ini digadang sebagai sebuah perjuangan membela Islam terkait kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Massa yang hadir mencapai ratusan ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia. POLRI mendapatkan amanah untuk mengawal kegiatan ini agar tidak terjadi tindak kejahatan, termasuk kekerasan dan vandalisme.
Presiden Joko Widodo sempat turut serta dalam shalat Jumat berjamaah bersama para peserta aksi ini di Lapangan Silang, Monumen Nasional (Monas). Hingga sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, massa aksi sudah mulai membubarkan diri, dan semua berjalan dalam damai tanpa kericuhan.
Jendral Pol Tito Karnavian selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) hadir secara penuh dalam mengawal aksi massa tersebut. Ia juga sempat menyampaikan beberapa informasi dalam sambutan singkat, termasuk komitmen POLRI untuk mengusut kasus Ahok hingga tuntas.
3. Menggagalkan Teror Bom Bekasi
Pada 10 Desember 2016, Densus 88 berhasil mengamankan 3 orang terindikasi terorisme di Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Awalnya, pihak kepolisian membuntuti Nur Solihin, salah satu pelaku.
Dari situ, kepolisian berhasil menemukan kedua pelaku lainnya, yakni Dian Yulia Novi dan Agus Supriyadi. Sekitar pukul 15.40 WIB, kepolisian menangkap Nur dan Agus di bawah jembatan layang Kalimalang, Jakarta Timur.
Hanya berselang sepuluh menit, Dian yang berada di kosannya ikut ditangkap beserta barang bukti utama berupa sebuah tas ransel berwarna hitam. Di dalamnya, terdapat bom panci yang sudah dirakit dan siap diledakkan di Istana Negara.
Mereka berencana melakukan aksi bom bunuh diri saat serah terima jaga paspampres. Salah satu fakta unik di balik kasus ini adalah pernikahan Nur dengan Dian. Mereka secara khusus menikah agar aksi jihad bersamanya diridhoi Allah.
Menurut keterangan Nur, Dian ingin sekali melakukan tugas mengorbankan nyawa demi agama. Namun, untuk melakukannya, dia membutuhkan laki-laki (ikhwan) sebagai pemimpin. Untuk itulah Nur memutuskan untuk menikahi Dian demi kelancaran jihadnya.