Kota Gaza, Palestina, 15/8 – Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mempertimbangkan untuk melepaskan kekuasaan atas Jalur Gaza dan mengizinkan lembaga lokal serta masyarakat internasional melaksanakan tanggung-jawab mereka di daerah kantung pantai Palestina tersebut.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Anggota Biro Politik HAMAS Khalil Al-Hayya mengeluarkan pada Senin malam (14/8).
Al-Hayya mengatakan di dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Palestine Today pada Selasa, “Satu pilihan yang dipelajari HAMAS ialah menyerahkan semuanya dan membiarkan masyarakat internasional serta semua faksi memikul tanggung-jawab mereka ke arah Jalur Gaza.” Satu sumber di gerakan HAMAS mengungkapkan beberapa hari lalu bahwa sayap milik HAMAS mengajukan usul ke Biro Politik mengenai cara menangani krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Rencana tersebut meliputi penciptaan kevakuman keamanan dan politik dan mengizinkan setiap managemen di Jalur Gaza, serta mengizinkan hanya polisi yanng menjaga keamana, sementara Brigade Al-Qassa dan sayap bersenjata faksi lain Palestina mengambil-alih “kendali lapangan serta lembaga lokal hanya menangani layanan harian”.
Banyak pengamat meremehkan rencana tersebut, terutama itu tak secara resmi disahkan, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Namun Al-Hayya mengatakan pemimpin polisik HAMAS menerima usul Brigade Al-Qassam tersebut bahwa “itu kini sedang dipelajari, dan gerakan itu akan membuat keputusan mengenai usul tersebut setelah mempelajarinya”.
Al-Hayya mengatakan pemimpin Brigade Al-Qassam memandang kondisi di Jalur Gaza mempengaruhi perlawanan secara negatif dan oleh karenya itu, mereka mengajukan rencana tersebut.
(Sumber: Antara/Xinhua-OANA)