Senin, Desember 9, 2024

Ekonom: Penurunan Harga BBM Sudah Terlambat

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.
- Advertisement -
Petugas promosi penjualan mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertalite saat peluncuran dan promo Pertalite di SPBU Adisutjipto Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta, Senin (29/9). ANTARA FOTO
Petugas promosi penjualan mengisikan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertalite di SPBU Adisutjipto Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta, Senin (29/9). ANTARA FOTO

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pertamina mengkaji ulang harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium serta menurunkan harga BBM meski sedikit. Namun beberapa kalangan menilai kebijakan Presiden sudah terlambat karena harga di berbagai sektor telah meningkat

“Sudah terlambat menurunkan harga BBM, sebab kenaikan setahun yang lalu sangat berdampak kepada masyarakat. Bahkan penurunan ini tidak memberi dampak signifikan,” kata Tarli Nugroho, analis ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (2/10).

Kebijakan tersebut, lanjut Tarli, tidak bisa dirasakan dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Paling tidak satu tahun ke depan baru dirasakan masyarakat. Akan tetapi, penurunan harga BBM tidak mengubah tarif listrik saat ini, baik untuk rumah tangga, usaha, dan industri. Padahal sektor energi sangat dibutuhkan dalam perekonomian.

Dia menilai pemerintah saat ini sedang membutuhkan dana segar untuk membayar bunga utang dan cicilan. Karena itu, penurunan harga BBM akan bardampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penurunan itu membuktikan bahwa tim ekonomi pemerintah tidak memiliki skenario lain. “Kita tidak melihat itu di Tim Ekonomi Jokowi,” katanya.

Tarli menilai pemerintah sedang mencari popularitas dan menutupi kinerjanya yang buruk. Publik bisa menilai sendiri kinerja pemerintah Joko Widodo selama satu tahun terakhir. Saat ditanya harga ideal BBM, dia mengatakan harus ada hitung-hitungan dulu. Mulai dari biaya pokok produksi hingga berapa persen yang mau disubsidi pemerintah.

Kalau biaya produksi lebih tinggi dibandingkan harga jual tidak bisa, tapi mengikuti harga pasar juga tak pantas. “Karena itu, perlu komposisi harga yang tidak memberatkan masyarakat, terutama rumah tangga dan usaha.”

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta kepada Pertamina untuk menghitung kembali harga BBM. Permintaan Presiden untuk merespons pengumuman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa harga BBM tidak berubah hingga Januari 2016.

“Coba dihitung lagi. Meskipun kemarin sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, tapi ini negara sedang membutuhkan. Tolong dihitung lagi, apakah masih mungkin yang namanya premium itu diturunkan meskipun sedikit,” kata Jokowi

Presiden Jokowi menyatakan dirinya sudah mendapatkan laporan bila harga BBM yang berlaku sekarang mengalami minus dua persen dari harga keekonomian. “Tapi mungkin masih bisa diturunkan,” ujar Presiden.

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.