Minggu, Oktober 5, 2025

1001 Inventions: Film Dakwah Animasi-dokumenter Internasional

Muhammad Farhan
Muhammad Farhan
Saat ini kegiatan sehari-hari menjadi penulis lepas. Beberapa artikel saya dapat dilihat di website Geotimes.id, Harakatuna.com, Tsaqafah.id, Jaringan Santri, Medium.com, retizen.republika.co.id, IbTimes.id, dan Kompasiana.
- Advertisement -

Berdakwah dahulu pada umumnya dilakukan secara lisan maupun tulisan. Namun, ditengah kemajuan teknologi, khususnya dalam media kreatif seperti film. Seseorang untuk menyampaikan pesan dakwah saat ini sudah bisa menggunakan film sebagai medianya. Film itu bukan hanya sekedar media hiburan, tetapi bisa menjadi salah satu media komunikasi yang memiliki pengaruh tinggi dalam menyampaikan pesan edukatif kepada masyarakat, berdasarkan pendapat Onong Uchjana Effendy. Sehingga media film ini pun, juga memiliki potensi besar ketika dijadikan alat untuk berdakwah, karena memiliki pengaruh besar dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai dakwah kepada mad’u.

Namun, meskipun film dakwah memiliki pengaruh besar yang luar biasa dalam memberikan nilai-nilai pendidikan, moral, dan ajaran Islam. Sayangnya film-film yang bertema dakwah hari ini masih kalah jauh banyaknya dibandingkan dengan film yang bertema non dakwah. Apalagi film dakwah yang berjenis animasi dokumenter. Hanya sedikit kalangan anak-anak yang menyukainya film dakwah animasi dokumenter tersebut.

Maka tidak mengherankan, apabila seorang produser dalam film dakwah pada umumnya sangat jarang mengangkat film-film Islam yang bertema sejarah Islam. Sebab menurut Darmalinda dan Fadriati (2024), umumnya siswa itu sangat kurang minat ketika membahas sejarah Islam, karena pembelajaran sejarah Islam dipandang hanya cerita masa lalu yang dianggap kurang relevan dengan kehidupan modern pada hari ini.

Padahal, film dakwah animasi-dokumenter sendiri memiliki potensi besar dalam memberikan nilai-nilai pendidikan dan keteladanan kepada penontonnya. Salah satu buktinya kita bisa melihat film yang dibuat oleh organisasi 1001 Inventions. Organisasi asal Inggris yang bergerak di bidang sains dan warisan budaya, yang dipimpin oleh Ahmed Salim.

Film yang dibuat oleh salah satu tokoh 500 Muslim paling berpengaruh tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018 telah memenangkan banyak penghargaan Internasional. Salah satunya film pertamanya, 1001 Inventions and the Library of Secrets yang dibintangi Sir Ben Kingsley, telah diunduh 100 juta kali dan memenangkan 27 penghargaan emas dan grand prix internasional. Film ini termasuk film pendidikan terbaik dari Cannes, London, New York, dan festival film Los Angeles. Film pertama ini berfokus pada tema sejarah keemasan Islam.

Setelah film pertama sukses, Ahmed Salim kembali menciptakan karya baru bersama timnya dengan menghadirkan film dalam bentuk animasi-dokumenter yang berfokus pada sejarah ilmuwan Islam bernama Ibn Al-Haytham. Film ini berjudul, 1001 Inventions and the World of Ibn Al-Haytham. Film ini bukanlah film kaleng-kaleng, tetapi film sejarah Islam yang masuk ke ranah skala Internasional, karena film ini hadir untuk memperingati Tahun Cahaya Internasional. Bahkan lebih kerennya lagi, film ini bekerja sama dengan UNESCO dan Pusat Kebudayaan Raja Abdul Aziz.

Film ini, memang seringnya dipandang sebagai film yang hanya mengenalkan sejarah kontribusi Ibn Al-Haytham dalam teori cahayanya dan eksperimennya lewat kamera obscura. Namun, kalau kita coba pahami secara seksama, film tidak tidak hanya sebatas menceritakan tokoh ilmuwan Islam, tetapi juga mengandung pesan-pesan dakwah berupa keteladanan tokoh Ibn Al-Haytham yang dapat diambil pelajaran dan hikmahnya

Dalam ajaran Islam, menceritakan hikmah dari sebuah peristiwa sejarah merupakan bagian dari dakwah. Hal ini sesuai dengan QS. Yusuf ayat 111: “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman”

Film 1001 Inventions and the World of Ibn Al-Haytham, adalah salah satu film dakwah animasi-dokumenter skala Internasional yang sukses dan berhasil mengedukasi generasi muda, bahkan masyarakat global agar meneladani dan mengambil pelajaran dari tokoh sejarah ilmuwan Islam, yaitu Ibn Al-Haytham. Sehingga dari munculnya film animasi-sejarah Islam ini, maka bagi mereka yang ingin mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat menggunakan media kreatif seperti film. Seorang produsen film bisa menjadikan film ini sebagai referensi bahan yang dapat dipelajari dan dicari tahu bagaimana sunnatullah kesuksesannya.

Film dakwah yang ada di tanah air Indonesia, memang saat ini belum mencapai skala Internasional. Namun bukan berarti film dakwah Indonesia tidak mampu bersaing di ranah global. Justru tantangan inilah yang seharusnya menjadi motivasi bagi para sineas Muslim di Indonesia untuk terus berinovasi dalam menyampaikan pesan-pesan Islam melalui media film. Apalagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki sumber daya manusia yang melimpah dan potensi kreativitas yang tidak kalah dengan sineas luar negeri.

- Advertisement -

Persoalannya seringkali terletak pada dua hal, yaitu minimnya dukungan industri perfilman terhadap tema-tema dakwah, serta keterbatasan modal dalam produksi. Film dakwah di Indonesia cenderung dipandang hanya untuk kalangan tertentu, sehingga belum mendapatkan ruang promosi dan distribusi yang luas. Padahal, jika diproduksi dengan standar kualitas internasional, film dakwah Indonesia bukan hanya bisa ditonton di dalam negeri, tetapi juga dapat menembus pasar global, seperti halnya film 1001 Inventions.

Lebih jauh lagi, tantangan lain yang harus dihadapi adalah bagaimana mengemas pesan dakwah agar relevan dengan konteks kekinian. Film dakwah tidak cukup hanya menyajikan kisah yang bersifat normatif, tetapi juga harus mampu membangun kedekatan emosional dengan penonton modern, khususnya generasi muda.

Sebenarnya kalau kita coba pahami, sejarah Islam di Nusantara telah menyimpan banyak kisah yang sarat nilai dakwah dan keteladanan, seperti perjalanan Wali Songo, kiprah ulama dalam perlawanan terhadap penjajah, hingga tokoh-tokoh Muslim Indonesia yang berperan dalam pendidikan dan kemanusiaan. Jika kisah-kisah ini diangkat ke dalam bentuk film dengan pendekatan artistik yang kuat, bukan mustahil akan lahir karya dakwah yang mampu berbicara di tingkat internasional, sebagaimana film 1001 Inventions and the World of Ibn Al-Haytham.

Pada akhirnya, film harus diposisikan bukan sekadar hiburan alternatif, tetapi sebagai instrumen strategis dalam menyampaikan pesan dakwah. Melalui film, pesan Islam bisa disampaikan dengan cara yang lebih indah, menarik, dan mudah diterima lintas budaya. Seperti ditegaskan dalam Al-Qur’an QS. An-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Ayat ini memberi arahan, bahwa dakwah sejatinya membutuhkan metode yang tepat, dan salah satu metode paling efektif di era digital ini adalah film.

Maka, sudah seharusnya para sineas Muslim Indonesia mengambil pelajaran dari keberhasilan Ahmed Salim dan timnya dalam mengembangkan 1001 Inventions. Dengan niat yang tulus, dukungan teknologi, serta kreativitas yang tinggi, film dakwah Indonesia pun berpeluang besar menembus panggung internasional dan menjadi bagian dari warisan budaya Islam yang mendunia.

Muhammad Farhan
Muhammad Farhan
Saat ini kegiatan sehari-hari menjadi penulis lepas. Beberapa artikel saya dapat dilihat di website Geotimes.id, Harakatuna.com, Tsaqafah.id, Jaringan Santri, Medium.com, retizen.republika.co.id, IbTimes.id, dan Kompasiana.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.