Pentingnya kesehatan masyarakat sebagai pondasi kesejahteraan nasional seringkali masih terabaikan di daerah-daerah terpencil dan pulau pulau terluar. Di Indonesia, pelayanan kesehatan di daerah terpencil dengan tantangan geografis, di mana pulau-pulau terpisah oleh lautan sering kali terkendala oleh akses yang sulit, infrastruktur yang minim, serta tenaga medis yang sangat terbatas. Kondisi ini membuat masyarakat di daerah tersebut mengalami keterbatasan dalam mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
Faktor Faktor diantaranya adalah distribusi tenaga medis dan kesehatan yang tidak merata, Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan tahun 2021, Indonesia memiliki rasio dokter umum sebanyak 0,4 per 1.000 penduduk, dan dokter spesialis sebanyak 0,1 per 1.000 penduduk.
Namun, distribusi tenaga medis lebih banyak terkonsentrasi di kota-kota besar. Pulau-pulau terluar sering kekurangan dokter dan tenaga medis lainnya, yang menyebabkan masyarakat di pulau-pulau terluar harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan medis spesialis.
Selain itu akses yang begitu terbatas terhadap layanan kesehatan hingga minimnya transportasi medis darurat di pulau-pulau terluar menjadi hambatan besar bagi masyarakat yang ingin berobat. Banyak pulau terluar tidak memiliki ambulans yang memadai untuk merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih besar.
Akibatnya, dalam keadaan darurat, masyarakat sering kali tidak bisa mendapatkan perawatan tepat waktu, sehingga menyebabkan kematian yang seharusnya dapat dicegah.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat yang hidup di pulau pulau terluar adalah minimnya akses transportasi yang layak. Keterisolasian geografis membuat biaya logistik dan transportasi menjadi sangat mahal, sehingga harga barang kebutuhan pokok lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
Hal tersebut berdampak signifikan kepada akses kesehatan, dimana fasilitas kesehatan yang ada di desa terpencil dengan pulau pulau terluar ini masih jauh dari kata memadai, dan jarak yang harus ditempuh ke pusat kesehatan yang lebih lengkap sering kali menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Fakta ini diperparah oleh minimnya tenaga kesehatan profesional yang bertugas di daerah terpencil ditambah dengan hanya didukung oleh ambulans beroda tiga, sulit membayangkan bagaimana situasi darurat bisa tertangani dengan cepat dan tepat.
Program Kesehatan Nasional melalui Kementerian Kesehatan sebenarnya telah meluncurkan beberapa inisiatif, seperti Kapal Kesehatan dengan Pelayanan Kesehatan Bergerak untuk mendatangkan layanan medis ke pulau-pulau terluar.
Keberadaan pelayanan kesehatan bergerak ini menjadi semacam “jangkar” bagi penduduk di daerah pulau pulau terluar, yang sehari-harinya harus bergantung pada puskesmas dengan fasilitas terbatas bahkan hanya memiliki ambulans beroda tiga dan tenaga medis yang jumlahnya tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan kesehatan seluruh penduduk. Kehadiran pelayanan kesehatan bergerak ini mampu menutup celah ini dengan membawa tenaga medis spesialis dan fasilitas bedah ke daerah terpencil.
Namun, meskipun program ini telah memberikan dampak yang nyata, frekuensi pelaksanaannya hanya empat kali dalam setahun masih menjadi tantangan besar. Daerah dengan permasalahan kesehatan kompleks membutuhkan keberlanjutan layanan yang lebih intensif. Penyakit kronis seperti stroke, kolesterol, dan diabetes melitus yang menjadi masalah utama tidak bisa hanya ditangani melalui kunjungan sporadis.
Penyakit-penyakit tersebut memerlukan kontrol dan pengobatan berkelanjutan yang sulit diakomodasi oleh jadwal layanan kesehatan yang terbatas. Oleh karena itu, langkah penting ke depan secara nyata adalah memperluas dan meningkatkan frekuensi pelayanan kesehatan bergerak. Pemerintah pusat lewat kementrian kesehatan perlu mendorong inisiatif ini agar tidak hanya berfungsi sebagai solusi sementara, tetapi menjadi program kesehatan yang berkelanjutan. Misalnya, dengan memperkuat kolaborasi antara sektor pemerintah dan swasta untuk menambah jumlah tenaga medis yang terlibat serta melengkapi fasilitas medis yang lebih canggih.
Selain itu, pemanfaatan teknologi kesehatan juga bisa menjadi solusi untuk mempercepat dan memperluas cakupan pelayanan. Sebagai contohnya adalah penggunaan dan pemanfaatan Telemedicine yang dapat memainkan peran signifikan dalam memberikan konsultasi medis secara jarak jauh bagi masyarakat yang tidak dapat menghadiri sesi pelayanan kesehatan bergerak secara langsung.
Dengan demikian, warga tetap dapat mengakses layanan kesehatan berkualitas tanpa harus menunggu kunjungan berikutnya. Nantinya masyarakat bisa mendapatkan konsultasi medis melalui video call atau aplikasi khusus, tanpa harus bepergian jauh namun pemerintah juga perlu bekerja sama secara pentahelix dengan provider teknologi untuk menyediakan jaringan internet yang stabil, serta melatih tenaga kesehatan lokal dalam menggunakan teknologi ini.
Menghadirkan klinik bergerak yang dilengkapi dengan tenaga medis dan peralatan dasar juga bisa menjadi solusi sementara yang efektif. Klinik ini dapat berkeliling desa-desa pada jadwal tertentu untuk memberikan layanan kesehatan, pemeriksaan rutin, serta edukasi kesehatan.
Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan tanpa harus keluar dari pulau. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergerak tidak hanya ditentukan oleh jumlah secara kunjungan atau kecanggihan alat medis yang digunakan. Pendidikan dan partisipasi aktif masyarakat lah yang justru menjadi elemen kunci dalam menjaga keberlanjutan dampak dari program ini
Akan tetapi Solusi jangka panjang yang paling fundamental adalah pembangunan infrastruktur transportasi dan peningkatan fasilitas kesehatan. Pemerintah perlu berinvestasi dalam pembangunan jalan dan dermaga yang memadai untuk mempermudah mobilisasi warga menuju pusat pelayanan kesehatan. Selain itu, pembangunan pusat kesehatan dengan peralatan dan tenaga medis yang cukup harus menjadi prioritas. Hal ini membutuhkan alokasi anggaran yang tepat serta pengawasan yang baik agar pembangunan berjalan sesuai rencana. Pelatihan kader kesehatan juga merupakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan
Dapat dilihat bahwa pelayanan kesehatan di pulau-pulau terluar Indonesia masih menghadapi tantangan yang serius, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas layanan yang tersedia.
Pada akhirnya, pelayanan kesehatan bergerak merupakan solusi yang potensial untuk menjembatani kesenjangan akses kesehatan di daerah terpencil dan pulau pulau terluar. Namun, tanpa upaya untuk memperkuat keberlanjutannya, layanan ini hanya akan menjadi solusi jangka pendek yang tidak menyentuh akar permasalahan karna masih memiliki keterbatasan, baik dari segi cakupan wilayah maupun frekuensi pelayanan.
Pemerintah pusat, kementrian kesehatan dan seluruh pihak terkait harus mau untuk bersinergi secara pentahelix untuk memastikan bahwa program ini mampu memberikan dampak jangka panjang, sehingga seluruh masyarakat Indonesia yang berada dalam kekurangan tanpa terkecuali, dapat menikmati hak atas layanan kesehatan yang sangat layak.