Seiring dengan dilantiknya Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang memasuki masa pensiun pada 19 Desember 2022, hal tersebut otomatis menyebabkan posisi Kepala Staf Angkatan Laut yang sebelumnya dijabat oleh Yudo Margono menjadi kosong.
Akhirnya, setelah Yudo Margono selama lebih dari seminggu merangkap jabatan sebagai Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut, Presiden Joko Widodo resmi menjatuhkan pilihannya kepada Laksamana Madya TNI Muhammad Ali sebagai suksesor Yudo Margono untuk menduduki jabatan orang nomor satu di TNI AL.
Dipilihnya Muhammad Ali sebagai KSAL pada akhirnya menjawab pertanyaan publik terkait siapa yang akan menjabat sebagai KSAL menggantikan Yudo Margono. Sebelumnya, Wakil KSAL, Laksamana Madya TNI Ahmad Heri Purwono, Panglima Komando Armada Republik Indonesia, Laksamana Madya TNI Herru Kusmanto serta Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut, Letnan Jenderal (Mar) Suhartono sempat masuk dalam bursa calon KSAL.
Muhammad Ali diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 100/TNI Tahun 2022 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Laut. Dalam pemilihan Muhammad Ali, Presiden Joko Widodo menyatakan selalu melihat pengalaman dan rekam jejak dalam menunjuk sosok yang akan membantunya dalam menjalankan pemerintahan. Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo beranggapan Muhammad Ali mempunyai leadership yang baik.
Latar Belakang dan Profil Muhammad Ali
Muhammad Ali berasal dari satuan Korps Pelaut Kapal Selam lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1989 dengan jabatan terakhirnya adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I yang diembannya sejak 2 Agustus 2021 silam. KRI Nanggala-402 merupakan salah satu kapal selam yang pernah dinakhodai oleh beliau.
Sosok kelahiran Bandung, 55 tahun yang lalu ini memiliki karier yang cukup gemilang selama menjadi prajurit TNI AL. Selain menjadi Komandan KRI Nanggala-402, Muhammad Ali tercatat menduduki sejumlah posisi yang penting yakni aide de camp (ADC) atau Ajudan mantan Wakil Presiden Boediono, Gubernur Akademi Angkatan Laut, Panglima Komando Armada I, dan Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL sebelum diamanahkan menjadi Pangkogabwilhan dan saat ini, KSAL.
Selain berbagai penugasan lapangan, Muhammad Ali juga terbilang sering mengikuti penugasan berupa pendidikan militer baik nasional maupun internasional selama kariernya. Kursus Ausbildung Waffengerat U Boote 206 kapal selam U-206 di Jerman pada tahun 1997, pendidikan Internasional PWO di Inggris di tahun 1998, Int. Submarine Warfaredi di Inggris pada tahun 1999 dan Lemhannas PPSA Angkatan XXI pada tahun 2017.
Lebih lanjut, berdasarkan catatan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK), Muhammad Ali tercatat memiliki total harta kekayaan sejumlah Rp.7.226.831.090 berupa tanah dan bangunan, beberapa alat transportasi dan mesin, harta bergerak lainnya, serta kas dan setara kas.
Pekerjaan Rumah Menanti
Saat menemui awak media sesaat setelah pelantikannya, Muhammad Ali menjelaskan akan menjalankan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menegakan kedaulatan dan penegakan hukum di laut terutama perbatasan, mengutamakan dan mengembangkan industri perkapalan dalam negeri serta melanjutkan program kerja dari Yudo Margono dengan sedikit pengembangan. Namun, apakah hal tersebut cukup?
Sehubungan dengan pekerjaan rumah, KSAL dinilai harus lebih cakap lagi dalam merawat alat utama sistem persenjataan miliknya. Masih segar dalam ingatan kita terkait tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan Bali pada tahun 2021.
Selain itu terdapat pula KRI Teluk Jakarta-541 yang tenggelam di perairan Masalembo pada tahun 2020 dan yang terbaru jatuhnya pesawat latih Bonanza G-36 T-2503 di perairan Selat Madura bulan September yang lalu. Pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista sudah semestinya menjadi prioritas, apalagi KSAL merupakan mantan komandan dari KRI-Nanggala-402, sehingga seharusnya tahu betul bagaimana kondisi dari alutsista tersebut.
Dengan alutsista yang prima, TNI AL diharapkan bisa meningkatkan 2 hal, mewujudkan prajurit yang tangkas dengan tingkat keamanan pada saat latihan yang terjamin dan peningkatan pengamanan maritim di wilayah perairan Indonesia terutama di daerah yang rawan terjadi eskalasi konflik yaitu Laut Natuna Utara serta seperti arahan dari Presiden Joko Widodo sebelumnya, penegakan kedaulatan dan penegakan hukum di daerah terluar dan terdepan.
Berkaitan dengan arahan Presiden Joko Widodo mengenai penegakan kedaulatan, TNI AL juga harus memperketat dalam mendeteksi kendaraan asing bawah laut yang masuk ke wilayah perairan Indonesia. Sejak 2019, terdapat setidaknya tiga kali kendaraan nirawak bawah laut atau seaglider yang masuk ke wilayah perairan Indonesia tanpa terdeteksi. Walaupun TNI AL menyatakan bahwa seaglider yang ditemukan digunakan untuk kepentingan riset oseanografi, akan tetapi TNI AL harus tetap bersikap tegas mengenai hal tersebut.
Selanjutnya, KSAL juga wajib menaruh perhatian serius terhadap banyaknya kasus KRI yang seringkali digunakan sebagai modus penyelendupan satwa eksotis. Tercatat di tahun 2022, terdapat 2 kasus penyelundupan satwa menggunakan kapal perang milik Indonesia yaitu KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lada-521 dengan total satwa yang diselundupkan hampir berjumlah 300 ekor. Hal tersebut jelas-jelas telah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan menyalahi peruntukan dari KRI itu sendiri.
Dari segi terobosan, TNI AL dapat berkontribusi secara maksimal terhadap ilmu pengetahuan melalui Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL dengan lebih meningkatkan eksplorasi di wilayah perairan Indonesia. Melalui fungsi yang beberapa diantaranya adalah penerapan lingkungan laut, diplomasi bidang hidrogafi dan batas maritim serta penelitian, kehadiran Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL berperan penting dalam pemajuan ilmu pengetahuan terutama pada bidang maritim.
Dengan masa pensiun yang terbilang masih lama, yakni April 2025, Muhammad Ali diharapkan bisa mengimplementasikan program kerja dengan maksimal dengan menuntaskan beragam pekerjaan rumah yang kompleks serta melakukan terobosan sehingga dapat mewujudkan TNI AL yang profesional dan berintegritas. Serta tidak lupa, mewujudkan tentara yang humanis sesuai dengan arahan dari Panglima TNI.