Selasa, April 30, 2024

Kegagalan Produksi Makna Kru Setnov

Sardjito Ibnuqoyyim
Sardjito Ibnuqoyyim
Penulis Misantropis

Ada hal yang menarik jika kita mengkaji teori ekonomi dan sosial. Apalagi ketika kita mengkaji teori marxisme. Dalam teori marxisme, ada dua hal yang mencuat tentang produksi. Itu tak lain adalah kekuatan produksi dan hubungan produksi. Kekuatan produksi itu sendiri lebih merujuk pada standar dalam menghasilkan produk. Itu tak lain sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk. Sedangkan hubungan produksi lebih merujuk pada hubungan komunikatif yang ada pada antar pekerja dan atasannya.

Jika kita memakai teori marxisme pada fenomena media sosial terkhusus kasus Setya Novanto, kita akan melihat kegagalan-kegagalan yang ada pada kekuatan produksi. Produk itu sendiri berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu product. Yang artinya barang atau hasil. Jika kita melihatnya dari kelas kata kerja, maka pasti itu menghasilkan. Apakah makna adalah sebuah hasil? Tentu saja sebuah hasil, namun bagaimana menghasilkannya tergantung pada kekuatan produksi yang dimiliki.

Dalam kasus Setnov, kita bisa melihat dengan jelas bahwa yang menjadi sopir Setnov itu seseorang yang berasal dari media. Entah itu ada hubungannya dengan kekuatan produksi dalam menghasilkan makna yang selama ini jadi bahan nyinyiran publik, ataukah ingin mempengaruhi kita?

Alat bantu pernapasan

Ini bisa dikatakan kegagalan pertama dalam menghasilkan makna. Bahkan pernah juga menjadi bahan debat antar aktor politik itu dan juga masyarakat. Setnov pernah mengangkat kasus ini, dan membawanya ke peradilan untuk menetapkan si pembuat meme itu menjadi pelaku tindak kriminal. Tentunya ini bukan lagi terkait dengan kekuatan produksi. Jika memang itu sebuah kekuatan produksi, maka produksi maknawinya itu gagal. Seharusnya alat pernapasan itu dijadikan alat agar orang-orang di publik merasa simpati dengan kondisi kesehatan beliau justru yang terjadi adalah sebaliknya. Jika kita melihat dari publik, otomatis hubungannya bisa dengan mudah ditebak. Masyarakat sudah melihat beliau sebagai tersangka kasus korupsi, namun bagaimana dengan kru yang dimilik oleh beliau itu sendiri?

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/meme-setya-novanto-nih3_20170928_192648.jpg

Nah, di sinilah teori marxisme bekerja. Hubungan produksi apakah yang salah di dalam kru setnov sehingga peletakan alat bantu pernapasan itu salah tempat. Kesannya ke publik pastilah menggelitik, bahkan ada gambar meme beliau yang selalu dikaitkan dengan musuh Batman, Bane. Cuma yang berbeda adalah bane menghisap racun, dan beliau sendiri penulis tidak tahu apa yang diisapnya.

Benjolan atau Bakpao

https://cdn.brilio.net/news/2017/11/16/134909/750xauto-asal-usul-kuliner-bakpao-yang-dijadikan-istilah-benjolan-kepala-setnov-171116b.jpg

Fenomena kegagalan ini juga kerap kali menjadi nyinyiran publik. Persoalannya itu terdapat pada posisi benjolan yang salah tempat dan juga, benjolan yang dimiliki Setya Novanto itu sebesar sebuah bakpao. Lagi-lagi, apa yang sebenarnya terjadi di dalam hubungan produksi kru Novanto itu? Bagaimana kondisi komunikasi di dalam krunya. Apakah beliau terlalu superior atau sudah masuk pada tahap kritis yang di mana dia tak bisa lagi berpikir jernih mengenai apa yang dilakukan oleh krunya, atau mungkin beliau memiliki pemikiran “when money talks, evertything will be okay”.

Tiang listrik dan kondisi mobilnya

https://cdn0-a.production.images.static6.com/YKQLHCQ5HLm9oKJlKNHzaCMSqLc=/640×360/smart/filters:quality(90)/vidio-media-production/uploads/video/image/1183602/ditabrak-setya-novanto-tiang-listrik-jadi-lokasi-selfie-liputan6-pagi-f70ce9.jpg

Kegagalan ini juga menarik bagi publik. Jika kita melihatnya secara nyata, tiang itu hanya bengkok sedikit. Sedangkan mustahil jika mobil sebesar itu menabrak tiang listrik hanya ber-bengkok sedikit saja. Itu aneh. Namun, milenial jaman now tidak melihatnya hanya sekedar drama, bahkan mereka berdatangan untuk mengambil foto bersama dengan tiang listrik itu. Mungkin beliau ingin mengatakan dengan bengkoknya tiang listrik itu memperlihat kondisi kesehatan (lagi-lagi) beliau yang kritis. Kaca depan mobilnya pun juga bisa disebut “hancur”, namun anehnya sopir dari beliau baik-baik saja.

Dua inti teori marxisme di atas bisa dibilang bahwa kekakuan beliau dalam kekuatan produksi terbilang gagal dalam meyakinkan publik. Hubungan beliau dengan krunya juga bisa masih menjadi bahan pertanyaan. Sopirnya sendiri bekerja dari media, yang mungkin bisa dicurigai sebagai otak di belakang produksi maknawinya. Apakah beliau terlalu superior pada bawahannya? Ataukah beliau menganut pemikiran money talks? Ataukah itu sifat seorang koruptor tulen? Kita tunggu tanggal mainnya di publik dan di televisi kesayangan kita.

Sebagai penutup, di dalam ilmu memahami terdapat sebuah lingkaran, pemahaman, ekspresi, dan pengalaman. Ilmu alam bersifat monolog, alias menjelaskan, sedangkan dalam ilmu memahami lebih merujuk kepada sebuah dialog. Dialog tentunya bekerja melalui bahasa, maka itulah pertukaran ekspresi. Ekspresi ditujukan pada orang tertentu yang betu-betul paham apa maksud dari pembicara yang bersangkutan itu. Maksudnya mungkin ketiga fenomena kegagalan ini ada sesuatu ekspresi yang di mana itu diperuntukkan kepada seseorang.

Sardjito Ibnuqoyyim
Sardjito Ibnuqoyyim
Penulis Misantropis
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.